3 Putusan Halaqoh Dzuriyah Pendiri NU Soal Pilpres 2019
Gema Indonesia Raya - Ada tiga putusan yang dihasilkan dalam pertemuan keturunan para pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Dalem Kasepuhan, Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Rabu (24/10).
Halaqoh digelar dalam rangka menegakkan khitthah NU 1926 dalam menghadapi Pilpres 2019.
Juru bicara pertemuan tersebut, Choirul Anam menjabarkan ketiga hasil pertemuan tersebut. Pertama adalah penegasan dari para keturunan pendiri NU agar organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam terbesar di Indonesia itu berdiri tegak di atas khitthah 1926.
“Kedua, menegaskan bahwa NU tidak ada urusan dengan partai politik manapun dan tidak berpihak kepada siapapun, termasuk dalam Pilpres 2019,” sambungnya seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Ketiga, NU memberikan kebebasan kepada warganya untuk menyalurkan aspirasi politiknya sesuai dengan sembilan butir pedoman berpolitik warga NU.
Halaqah ini dihadiri langsung oleh KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) selaku tuan rumah, dan KH Hasib A Wahab Chasbullah (Gus Hasib) dari PP Tambakberas.
Hadir juga KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab (Gus A’am), Gus Rozaq, KH A Wachid Muin, KH Muhammad Najih Maimoen (Gus Najih) dari Sarang, KH Abdul Zaini (Besuk, Pasuruan), KH Abdul Hamid (Lasem).
Tampak pula KH Abdullah Muchid Pendiri IPIM (Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Seluruh Indonesia), Prof Dr KH Ahmad Zahro, MA al-Chafidh Ketua IPIM, Drs H Choirul Anam, cucu menantu dari KH Achmad Dahlan (Pendiri Taswirul Afkar Kebondalem, Surabaya), Prof Nasihin Hasan, Prof Aminuddin Kasdi, KH Muhammad Idrus Ramli (Jember), KH Luthfi Bashori Alwi (Malang), Gus Ahmad Muzammil (Yogyakarta), Gus Mukhlas Syarkun serta beberapa tokoh lainnya. (rmol)
No comments