Prabowo: Biar Saya Mati untuk Indonesia yang Penting Rakyat Sejahtera
Prabowo: Biar Saya Mati untuk Indonesia yang Penting Rakyat Sejahtera
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto, di sela-sela HUT partai yang didiirikannya, Sabtu (10/2) (Gunawan Wibisono/JawaPos.com) |
Gema Indonesia Raya - Capres Prabowo Subianto membedah sebuah buku yang ia tulis berjudul Paradoks Indonesia. Prabowo menyampaikan hal tersebut di hadapan 300 jenderal TNI dan Polri.
Dalam pidato politiknya, sedari kecil dirinya ditanamkan untuk hidup merdeka. Jangan mau menjadi antek bangsa asing. Bahkan para pemuda di masa lalu rela berkorban jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.
"Bahwa Indonesia ini berdaulat untuk hidup berdaulat supaya rakyat tidak menjadi antek bangsa asing," ujar Prabowo dalam acara 'Ngobrol Bersama 300 Jenderal dan Para Intelektual', Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Sabtu (22/9).
Prabowo melanjutkan, dirinya dibesarkan dengan cerita para pejuang dalam mengusir penjajah. Misalnya cerita dari 10 November pertempuran di Ambarawa, kemudian cerita Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam melawan penjajahan hanya dengan satu paru-paru. Jenderal Sudirman berontak keluar dari rumah
sakit guna mengusir penjajah.
"Beliau tahu keluar dari rumah sakit, naik gunung, berarti beliau tanda tangan sertifikat kematian beliau sendiri. Itu yang kita terima," katanya.
Sewaktu umur 18 tahun Prabowo digembleng dengan pendidikan militer. Dalam pendidikan tersebut ada kontrak untuk bisa mempertahankan bangsa Indonesia dari penjajahan asing. Sehingga dia tidak rela apabila saat ini sebagian kekayaan Indonesia dikuasai oleh asing.
"Umur remaja kita sudah tekad ya tidak ada masalah, biar saya mati untuk negara ini yang penting rakyat saya sejahtera," tegasnya.
Rela mati untuk Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan itu yang selalu ia tanamkan kepada prajuritnya saat masih di militer. Kemudian dia pun selalu menanamkan kepada para kadernya agar bisa melawan penjajahan.
"Itu yang saya tanamkan kepada anak buah saya dan prajurit-prajurit," pungkasnya.
(ce1/gwn/JPC)
No comments