Header Ads

  • Breaking News

    Bila Mereka Adalah Kita

    Fayakhun Andriadi dan Amin Santono diperiksa. ©2018 Merdeka.com/Dwi Narwoko
    Gema Indonesia Raya - Bupati Bekasi, Neneng Hasanah, adalah tim pemenangan Jokowi. Dia ditahan KPK pada 16 Oktober kemarin, karena dituding menerima suap miliaran rupiah dari pengembang megaproyek Meikarta. Apa jadinya bila Neneng adalah tim sukses Prabowo?

    Bupati Malang, Rendra Kresna, adalah tim pemenangan Jokowi. Oleh KPK dia dijadikan tersangka dan ditahan pada 16 Oktober kemarin, karena kedapatan korupsi dana sarana pendidikan miliar rupiah. Apa jadinya bila Rendra adalah tim sukses Prabowo?

    Walikota Pasuruan, Setiyono, adalah tim pemenangan Jokowi. Dia ditangkap KPK pada 3 Oktober 2018 kemarin, karena menerima suap ratusan juta rupiah dana proyek pembangunan. Apa jadinya bila Setyono adalah pendukung Prabowo?

    Fayakhun Adriadi adalah polotisi Golkar yang ditahan KPK karena menerima suap ratusan ribu dollar Amerika dari proyek Badan Keamanan Laut (Bakamla). Dalam kesaksiannya kemarin, dia mengaku telah dipertemukan dengan keluarga Jokowi untuk membahas proyek tersebut. Apa jadinya bila yang ditemui Fayakhun adalah keluarga Prabowo?

    Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan rezim Jokowi. Dia seorang praktisi yang menjelma menjadi politisi. Di forum internasional yang seharusnya steril dari politik, dia berpose satu jari dan melarang orang untuk berpose dua jari. Karena bagi dia satu adalah Jokowi dan dua adalah Prabowo. Apa jadinya bila Sri Mulyani adalah pendukung Prabowo?

    James Riyadi adalah bos Lippo Group dan seorang taipan yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi. Kemarin rumah dia digeledah KPK terkait kasus suap Meikarta. Apa jadinya bila James Riyadi adalah pendukung Prabowo?

    Dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain…

    Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, beritanya pasti jauh lebih heboh. Semua headline membahas itu, semua acara diskusi politik baik yang durasinya 30 menit ataupun yang tiga jam pasti membahas itu. Running teks di televisi pun kalau perlu tidak diganti-ganti.

    Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, jubir sebelah pasti akan terus menggoreng, buzzer mereka pasti tak akan berhenti memaki. Bahkan pihak yang selama ini berlaga netral pun mulai bermunculan dengan bersuara nyinyir. Meme dan desain kampanye negatif akan bertebaran. Situs Seword dan akun Katakita mengalami lonjakan share.

    Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, pasti akan ada narasi “Prabowo terlibat”, “periksa Prabowo”, “Prabowo gerombolan penjahat”, “coret Prabowo dari daftar capres”, dan narasi maksa lainnya.

    Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, pengamat partisan pasti akan terus muncul untuk mendowngrade. Tukang survei yang nyambi jadi konsultan akan jumpa pers dan memaparkan bahwa kasus-kasus tersebut akan merontokan elektabilitas dan sebagainya.

    Sayang, kasus-kasus di atas tidak dilakukan pendukung Prabowo. Jadi harap maklum saja bila beritanya dirasa sunyi dan tidak segaduh kasus drama RS beberapa waktu lalu.

    Tapi setidaknya, kita semua bisa membuka mata dan hati. Ternyata yang selama ini mereka suarakan bukan tentang kebenaran, tetapi tentang kepentingan.

    Ingat, rakyat sudah cerdas…! [kl/swamedium]

    *Penulis: TB Ardi Januar, politisi

    No comments

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    http://reactips.hol.es/pernak-pernik/1-pilihan-ava-media-sosial-untuk-pendukung/