Header Ads

  • Breaking News

    Pertarungan Pilpres 2019 Ada di Medsos Berbasis Big Data

    Pertarungan Pilpres 2019 Ada di Medsos Berbasis Big Data


    Gema Indonesia Raya - Pilpres 2019 akan menjadi ajang pertarungan memperebutkan pemilihan milenial. Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera mengatakan, akan terjadi pertarungan strategi komunikasi melalui media sosial berbasis big data.

    “Oleh karena itu, pemanfaatan strategi komunikasi melalui sosial media berbasis big data akan sangat jauh lebih efektif dan optimal selain strategi komunikasi konvensional,” sebut Mardani dalam keterangannya kepada redaksi, Rabu (26/9).

    Dia mencontohkan betapa efektifnya pemanfaatan kampanye berbasis big data pada Pilpres AS tahun 2016.

    “Donald Trump menyewa jasa Cambridge Analitical yang berhasil mengalahkan Hillary Clinton karena memanfaatkan kebocoran data 50 juta pengguna Facebook dan melakukan micro campaign,” ujar Mardani.

    Selanjutnya, politisi muda PKS itu mengatakan efektifnya pemanfaatan kampanye berbasis big data juga terjadi di Britania Raya.

    “Kisah kemenangan kubu Pro Brexit dalam refrendum tahun 2016 dimana Boris Johnson memanfaatkan isu yang sangat spesifik tentang Curry House (Rumah Kari). Setidaknya ada 600 ribu pemilih berlatar belakang IPB (India, Pakistan dan Bangladesh),” lanjut Mardani.

    Lebih jauh inisiator gerakan #2019GantiPresiden itu mengatakan, di Indonesia sendiri pemanfaatan big data sudah mulai dimanfaatkan saat Pilkada DKI 2017 lalu. Kampanye melaui sosial media kian dirasakan pengaruhnya sejak liberalisasi di sektor komunikasi.

    Mardani juga menjelaskan bagaimana bisa viral dan kokohnya tagar 2019 Ganti Presiden menjadi sebuah contoh lain betapa powerfull-nya peranan sosial media, dari sebuah seruan melalui sosial media dapat berubah menjadi sosial movement hampir di seluruh daerah di Indonesia dan juga beberapa negara lain.

    “Reach #2019GantiPresiden awal September saja sudah menjangkau 600 juta akun sosual media,” ucap Mardani.

    Sadar akan hal itu, Mardani mengatakan, Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandi dengan kesadaran akan mengoptimalkan strategi komunikasi melalui sosial media berbasis big data untuk menjangkau pemilih dengan cerdas dan kokoh menyasar segmen dengan peta yang jelas.

    “Kami yakin dengan izin Allah #2019GantiPresiden,” pungkasnya.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, menyebutkan bahwa ada 130 juta orang Indonesia yang terbilang aktif di media sosial. Laporan We Are Social mengungkapkan bahwa total populasi Indonesia mencapai 265,4 juta jiwa, sedangkan pengguna internetnya setengah dari populasi, yakni sebesar 132,7 juta.

    Bila dilihat dari jumlah pengguna internetnya, maka bisa dibilang seluruh pengguna internet di Indonesia sudah mengakses medsos. We Are Social mengatakan 132,7 juta pengguna internet, 130 juta diantaranya pengguna aktif di medsos dengan penetrasi 49 persen.

    Sedangkan dari jumlah perangkat, We Are Social mengatakan unique mobile users menyentuh angka 177,9 juta dengan penetrasi 67 persen.

    Fakta lainnya, orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu untuk berselancar di internet dengan berbagai perangkat hingga 8 jam 51 menit. Sementara, rata-rata berkecimpung di medsos dengan berbagai perangkat hingga tiga jam 23 menit.

    Mengenai kecepatan koneksi internet, We Are Social mengatakan rata-rata kecepatan untuk fixed broadband mencapai 13,79 Mbps dan rata-rata kecepatan untuk mobile broadband mencapai 9,82 Mbps.

    Platform medsos yang paling digandrungi oleh orang Indonesia, di antaranya YouTube 43 persen, Facebook 41 persen, WhatsApp 40 persen, Instagram 38 persen, Line 33 persen, BBM 28 persen, Twitter 27 persen, Google+ 25 persen, FB Messenger 24 persen, LinkedIn 16 persen, Skype 15 persen, dan WeChat 14 persen. (rmol)

    No comments

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    http://reactips.hol.es/pernak-pernik/1-pilihan-ava-media-sosial-untuk-pendukung/